3 Universitas Negeri Favorit di Bogor
3 Universitas Negeri Favorit di Bogor
1.Institut Pertanian Bogor (IPB University)
Memiliki begitu banyak ragam jurusan dan program belajar populer untuk calon mahasiswa baru, layaknya agrikultur, kedokteran hewan, ekologi manusia, dan banyak lagi. IPB University terhitung dulu menggapai penghargaan sebagai perguruan tinggi paling baik di tahun 2020 dan tempati peringkat pertama. Universitas negeri di Bogor yang satu ini terhitung dulu jadi Top 10 Asia di dalam World University Ranking 2020 by Subject Agriculture and Forestry dikutip dari smkn5-tng. Biaya kuliah tunggal (UKT) mahasiswa baru adalah lebih tidak cukup Rp5 jutaan per semesternya.
2.Universitas Pakuan (UNPAK)
Saat ini UNPAK punyai 6 fakultas dengan dengan lebih berasal dari 36 program studi. Universitas ini udah berdiri sejak tahun 1980, dan beroleh akreditasi A terhadap sejumlah prodi, terhitung jurusan akuntansi, manajemen, usaha digital, dan lain-lain.
Beragam jurusan lain terhitung jadi favorit, layaknya teknik sipil, ilmu hukum, konsep lokasi dan kota, serta teknik geologi. Biaya kuliah UNPAK terbilang lumayan terjangkau, yaitu SPP setiap semesternya hanya lebih tidak cukup Rp1-2 jutaan.
3.Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN)
Ini adalah perguruan tinggi yang diadakan oleh Lembaga Sandi Negara, dan tawarkan program belajar diploma 4 (D4). Biaya pendaftaran di universitas kedinasan ini adalah gratis, karena ditanggung oleh negara. Selain itu, mahasiswa di STSN ini pun berhak untuk beroleh area tinggal, asrama, terhitung biaya makan sehari-hari.
Raih Profesor di Universitas Pelita Harapan, Golrida Memutus ‘Takdir’ Terlahir Miskin
“Belajar bukan hanya untuk beroleh nilai, tetapi belajar untuk bisa menyelami suatu perihal berasal berasal dari yang dipelajari,” ujar Golrida terhadap pengukuhannya sebagai guru besar akuntansi di Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Banten, akhir pekan lalu.
Golrida menceritakan, awalannya ia tidak menyukai akuntansi. Saat seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN), ia sedang sakit supaya tidak bisa menjawab soal dengan dengan maksimal.
“Saya asal saja ngisinya selagi UMPTN. Tapi konsep Tuhan tidak sama dengan dengan konsep kita,” kenang Golrida.
Ia merampungkan pendidikan jenjang sarjana terhadap program belajar akuntansi Universitas Sumatera Utara (USU). Kemudian melanjutkan pendidikan magister di Universitas Indonesia dan doktoral di Universitas Brawijaya di Malang Jawa Timur.
Melalui akuntansi, banyak perihal yang dipetik oleh Golrida. Ia jadi lebih bisa menghargai setiap orang, apa pun profesinya. Setiap orang punyai kejeniusan di bidang masing-masing.
Sama layaknya yang berjalan di akuntansi, tanpa orang-orang yang punyai kejeniusan di bidang tiap-tiap , tidak bisa ada yang namanya keseimbangan.
Hal itu terhitung diterapkannya di dalam pembelajaran. Golrida selalu berpesan terhadap mahasiswanya untuk tidak hanya lulus dan beroleh nilai, tetapi bisa menyelami apa yang dipelajari.
Apalagi dengan dengan pertumbuhan teknologi yang sedemikian pesat, mahasiswa khususnya terhadap program belajar akuntansi mesti bisa mengambil alih alih pertimbangan di dalam menghadapi masalah yang ada.
“Memang budaya akuntan di Indonesia, tetap berani melakukan “judgment”. Nah itu, kita sebagai pendidik mesti bisa melatih para mahasiswa dengan dengan soal-soal yang Mengenakan pertimbangan-pertimbangan mereka,” mengerti dia.
Selama ini, kecuali ada ujian tercantum maka mahasiswa hanya menjawab berdasarkan apa yang ada di buku. Tugas seorang pendidik mesti bisa menambahkan contoh yang implementatif, yang melatih pertimbangan mahasiswa. Dengan demikian, mahasiswa tidak mesti kuatir bahwa profesi akuntansi bisa digantikan oleh teknologi layaknya kecerdasan buatan.